Pentingnya Olahraga Yang Teratur



Olahraga merupakan salah satu cara paling praktis dan sederhana untuk menjaga kesehatan tubuh, tetapi masih sering kali terabaikan. Padahal, dengan berolahraga dan aktif bergerak secara rutin, tubuh dapat lebih bugar dan kesehatan Anda pun akan tetap terjaga. Tidak ada kata terlambat untuk berolahraga. Berapa pun usia Anda, aktivitas fisik dan olahraga secara rutin baik dilakukan agar tubuh lebih sehat dan kuat. Berikut ini adalah beragam manfaat olahraga bagi kesehatan tubuh yang bisa Anda dapatkan:

1.     Mencegah penyakit jantung dan stroke
Olahraga rutin setiap hari atau minimal 3 kali per minggu dapat memperkuat otot jantung, melancarkan aliran darah, serta meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). Hal ini menjadikan olahraga sebagai salah satu langkah penting untuk mencegah terjadinya penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke.
 
2.     Mengendalikan kadar gula darah
Olahraga dapat menjaga kadar gula darah tetap stabil, terutama pada penderita diabetes tipe 2. Tak hanya itu, ruitn berolahraga juga bisa mencegah terjadinya resistensi insulin yang dapat memicu diabetes.
 
3.     Menjaga tekanan darah tetap stabil
Pada orang yang sehat, berolahraga secara rutin bisa mencegah terjadinya hipertensi atau tekanan darah tinggi. Sedangkan pada penderita hipertensi, olahraga dapat menurunkan tekanan darah dan menjaganya tetap stabil. Beberapa jenis olahraga yang cocok untuk menurunkan tekanan darah adalah berenang, bersepeda, joging, yoga, dan jalan santai.
 
4.     Mencegah dan meringankan nyeri punggung
Nyeri punggung merupakan salah satu keluhan yang cukup umum dialami oleh orang dewasa dan lansia. Keluhan ini bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari saraf terjepit, cedera, posisi tidur yang salah, hingga kebiasaan jarang bergerak. Olahraga merupakan salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah dan meredakan nyeri punggung. Dengan rutin berolahraga, otot-otot tubuh seperti otot punggung, perut, dan kaki, akan menjadi lebih kuat dan mampu menopang sendi dan tulang belakang dengan lebih baik. Berbagai jenis olahraga yang baik untuk nyeri punggung adalah yoga, berenang, bersepeda, jalan kaki, atau pilates. Namun, jika nyeri punggung yang Anda rasakan tidak membaik atau semakin parah saat berolahraga, sebaiknya konsultasikan ke dokter.
 
5.     Menjaga berat badan tetap ideal
Melakukan aktivitas fisik secara teratur mampu mengurangi jaringan lemak tubuh dan menurunkan berat badan serta menjaganya tetap stabil. Hal ini membuat olahraga penting dilakukan untuk mencegah atau mengatasi obesitas. Namun, agar manfaat olahraga yang satu ini bisa dirasakan secara maksimal, Anda juga perlu menjaga berat badan tetap ideal dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang sesuai kebutuhan tubuh.
 
 6.     Menjaga tubuh tetap bugar dan kuat saat lanjut usia
Tak hanya baik untuk orang yang berusia muda, olahraga juga sangat baik untuk kesehatan lansia. Berbagai jenis olahraga, seperti jalan santai, bersepeda, berenang, dan senam lansia, terbukti dapat membuat lansia lebih bugar. Selain itu, olahraga juga dapat memperkuat otot, tulang, dan sendi, serta mencegah demensia atau pikun.
 
7.     Mengurangi risiko terjadinya osteoporosis
Berbagai jenis olahraga, seperti jalan kaki, sepak bola, bola basket, atau aerobik, dapat memperkuat otot, tulang, dan sendi. Beberapa riset pun menunjukkan bahwa olahraga secara rutin berperan dalam mencegah terjadinya pengeroposan tulang atau osteoporosis. Namun, untuk menjaga tulang dan sendi tetap kuat, Anda juga perlu mencukupi asupan nutrisi yang penting untuk kesehatan tulang, seperti vitamin D dan kalsium.

Olahraga setiap hari tidak hanya dapat meningkatkan kesehatan fisik, tetapi juga bisa meningkatkan kesehatan mental Anda. Beberapa manfaat olahraga untuk kesehatan mental, yaitu:

1.     Memperbaiki suasana hati
Olahraga dapat menstimulasi pembentukan zat kimia pada otak, seperti serotonin dan endorfin, yang dapat membuat Anda merasa lebih bahagia dan santai. Ketika Anda merasa stres atau memiliki mood buruk setelah menjalani hari yang penuh tekanan, cobalah berolahraga untuk memperbaiki suasana hati. Agar manfaat olahraga ini lebih maksimal, pilihlah jenis olahraga yang Anda sukai.
 
2.     Menumbuhkan rasa percaya diri
Olahraga yang dilakukan secara teratur dapat menjaga berat tubuh tetap ideal. Hal ini dapat membuat Anda lebih percaya diri terhadap penampilan diri dan menumbuhkan self-esteem.
 
3.     Mengatasi stress
Salah satu manfaat olahraga yang baik untuk kesehatan mental adalah mengurangi stres dan mencegah terjadinya depresi. Dengan rutin berolahraga, tingkat hormon stres seperti kortisol, adrenalin, dan norepinefrin dapat dikurangi. Sementara itu, kadar hormon serotonin dan dopamin yang bisa memperbaiki suasana hati akan meningkat, sehingga Anda pun merasa lebih rileks dan bahagia. Olahraga pun baik untuk mencegah dan meringankan gejala gangguan mental, seperti depresi dan gangguan cemas.
 
4.     Membuat tidur lebih nyenyak
Apakah Anda sulit tidur pada malam hari atau kerap terbangun di tengah malam? Nah, olahraga secara teratur bisa menjadi solusi untuk mengatasinya. Aktivitas ini juga dapat membantu Anda tidur lebih cepat dan nyenyak. Namun, untuk mendapatkan manfaat olahraga yang satu ini, Anda disarankan untuk melakukan sleep hygiene dan tidak berolahraga menjelang waktu tidur.
 
5.     Mengembalikan gairah seksual
Bagi Anda yang sering merasa kelelahan atau kurang bergairah saat berhubungan intim, cobalah lebih sering berolahraga. Aktivitas fisik atau olahraga secara rutin juga terbukti dapat meningkatkan gairah seksual atau libido dan menurunkan risiko terjadinya disfungsi ereksi. Selain beberapa manfaat olahraga untuk kesehatan mental di atas, olahraga juga bisa menjadi salah satu cara positif dan menyenangkan untuk menghabiskan waktu luang. Aktivitas fisik ini juga bisa membuat Anda tidak merasa kesepian, terutama jika dilakukan bersama keluarga atau orang terdekat Anda.

Secara umum, orang dewasa berusia 19–64 tahun disarankan untuk berolahraga sekitar 150 menit per minggu atau 30 menit per hari. Jika tidak sempat berolahraga, Anda juga bisa membagi waktu olahraga menjadi 2 sesi per hari, misalnya 15 menit di pagi hari dan 15 menit di sore hari. Jika selama ini Anda tidak terbiasa berolahraga dan kurang aktif bergerak, cobalah lakukan olahraga secara bertahap. Anda bisa memulainya dengan olahraga yang sederhana dan ringan, misalnya berjalan santai atau naik-turun tangga. Jenis aktivitas ini bisa membuat detak jantung meningkat dan membuat tubuh banyak berkeringat.

Saat tubuh sudah mulai terbiasa, Anda bisa meningkatkan intensitas dan waktu olahraga sesuai kemampuan tubuh. Olahraga secara rutin baik dilakukan untuk orang yang sehat dan memiliki kondisi medis tertentu. Namun, agar lebih aman, orang dengan kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung atau kelebihan asam laktat, disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter guna memastikan jenis olahraga yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan fisik. Dengan demikian, manfaat olahraga pun dapat diperoleh secara maksimal.

Penyebab kematian utama di dunia adalah penyakit tidak menular, dan ranking pertama adalah penyakit jantung iskemik dengan persentase 16% dari total kematian sedunia, disusul stroke sebanyak 11% dan PPOK menyumbang 6%. Saat ini dunia sedang berada ditengah-tengah krisis dengan skala yang sangat besar yang belum pernah terjadi sebelumnya di jaman modern ini, yaitu pandemi COVID-19 yang melanda ke seluruh penjuru dunia. Hingga tulisan ini dibuat telah tercatat 70.8 juta kasus dan 1.6 juta kematian terkonfirmasi COVID-19. Sementara penyakit-penyakit tidak menular yang disebutkan sebelumnya merupakan co-morbid yang penting terhadap keparahan dan outcome dari penderita COVID-19.

Penularan yang cepat dari virus SARS Cov-2 ini membuat pembatasan pergerakan manusia di seluruh dunia penjarakan fisik, bekerja, dan sekolah daring dari rumah membawa beberapa konsekuensi akibat perubahan kebiasaan perilaku hidup aktif menjadi lebih santai atau sedentary behaviour. Kita saksikan beberapa orang di sekitar kita, dan mungkin kita juga termasuk yang mengalami peningkatan berat badan selama isolasi mandiri pada masa pandemi COVID-19 ini. Studi pada anak usia sekolah menunjukkan peningkatan BMI (Body Mass Index) terjadi secara signifikan pada anak-anak yang libur dibandingkan mereka pada masa sekolah. Walaupun pengaturan makan dan olahraga selama sekolah masih dianggap belum ideal namun perbedaan BMI antara masa sekolah dan masa libur menunjukkan pentingnya pengaturan diet dan aktifitas fisik/olahraga.

Data CDC (Centers for Disease Control and Prevention) 2020 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada dewasa meningkat. Diperkirakan 22% penduduk dewasa mengalami kenaikan berat badan selama pandemik COVID-19 ini. Peningkatan berat badan ini akan menimbulkan peningkatan risiko penyakit sistem kardiovaskuler dan metabolik. Kondisi-kondisi tersebut perlu menjadi perhatian apalagi kasus COVID-19 secara global masih tinggi, khususnya karena banyaknya laporan yang menyatakan bahwa pasien COVID-19 dewasa dengan obesitas dilaporkan mengalami outcome yang lebih parah.

Bukan tidak mungkin pula efek yang sama dapat terjadi pada usia yang lebih muda bahkan anak-anak yang memang rentan. Studi pada orang dewasa menunjukkan bahwa faktor risiko peningkatan berat badan selama isolasi mandiri pada masa pandemi ini dengan perubahan pola hidup sedentary adalah akibat kekurangan tidur (sleep inadequate), kebiasaan mengudap/mengemil setelah makan malam, kurangnya pengendalian diri terhadap makan, kebiasaan makan sebagai respon terhadap stres dan kurangnya aktifitas fisik termasuk olahraga. Oleh sebab itu, rekomendasi yang tepat untuk mengurangi risiko kenaikan berat badan di masa karantina mandiri adalah pentingnya mendapatkan jumlah tidur yang cukup, hindari mengudap/mengemil setelah makan malam, penerapan diet, ubah mekanisme mengatasi stres, dan mempertahankan kebiasaan latihan fisik/olahraga. Latihan anaerobik maupun aerobik memiliki efek menguntungkan pada metabolisme lipid.

Latihan anaerobik telah terbukti memiliki pengaruh positif pada profil lipid. Keuntungan yang diperoleh dari latihan fisik berasal dari peningkatan curah jantung dan peningkatan kemampuan otot yang bekerja dan memanfaatkan oksigen dari darah. Manfaat lain dari latihan fisik adalah efeknya pada peningkatan kadar kolesterol HDL dan penurunan trigliserid, yang keduanya berakibat pada penurunan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Manfaat lain olahraga yang diperoleh adalah peningkatan sensitivitas insulin, peningkatan fungsi kognitif, peningkatan respons terhadap stres psikososial, serta pencegahan depresi. Manfaat-manfaat ini sungguh penting di masa pandemi COVID-19 ini, karena penurunan risiko penyakit kardiovaskuler dan metabolik tentunya akan menurunkan tingkat keparahan dari COVID-19 akibat adanya co-morbid juga memperbaiki kualitas hidup pada umumnya. Olahraga rutin juga bermanfaat dalam memperbaiki kualitas tidur pada usia menengah dan dewasa tua, melindungi tubuh melawan COVID-19 dengan cara meningkatkan elemen-elemen imunitas tertentu (khususnya olahraga aerobik) yang memicu mobilitas limfosit, dan menurunkan tingkat keparahan penyakit.

Melihat pentingnya menjaga hidup sehat dan berbagai manfaat positif dari olahraga rutin, maka yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, olahraga apa yang baik dan aman untuk dilakukan selama pandemi ini? Sementara isolasi mandiri masih banyak diperlukan untuk membatasi penyebaran virus SARS Cov-2. Pesan yang perlu ditekankan dan diperhatikan adalah keseimbangan antara manfaat aktifitas fisik/olahraga dan risiko terkena infeksi saat olahraga, jadi kewaspadaan terhadap transmisi virus SARS Cov-2 tetap dilakukan antara lain yaitu dengan tetap memberikan pertahanan fisik.

Beberapa penelitian melaporkan bahwa olahraga dalam ruangan (indoor) lebih besar risiko tertular infeksi virus ini, seperti kondisi ruang tertutup, banyaknya orang yang berada dalam ruangan olahraga, makin mempermudah terjadinya transmisi. Sehingga sangat perlu protokol yang ketat dan tepat antara lain menghindari kontak fisik atau terlalu dekat dengan orang lain ataupun dengan benda-benda yang bisa terkontaminasi. Mempertimbangkan bahwa penularan COVID-19 dari manusia ke manusia melalui droplet maka banyak negara menggunakan patokan penjarakan fisik yang banyak diadopsi adalah 1.5meter antar orang.

Namun, jarak ini hanya tepat untuk kondisi berdiam di tempat, sehingga tidak lagi sesuai untuk orang yang berjalan, berlari apalagi bersepeda. Dapat disimulasikan apabila ada beberapa pelari dengan jarak tertentu namun dalam satu jalur yang sama maka pelari paling belakang akan menjadi yang paling banyak berisiko terpapar droplet atau partikel kecil aerosol yang mengandung virus. Jadi sebenarnya paling aman adalah melakukan olahraga luar ruang sendirian, namun terkadang atau bahkan seringkali tak terhindarkan saat berolahraga di luar akan bertemu pula dengan orang lain yang berolah raga. Jarak yang direkomendasikan adalah 5 meter untuk yang berolahraga jalan cepat, dan jarak 10 meter untuk olahraga lari dengan pertimbangan partikel kecil aerosol yang dikeluarkan oleh seseorang akan tersuspensi di udara selama beberapa saat, bahkan partikel yang sangat kecil dapat menempuh jarak hingga puluhan meter.

Oleh karena itu, masih perlu banyak pertimbangan dan studi yang diperlukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan jarak yang aman seperti arah dan kecepatan angin pada protokol olahraga di tempat terbuka. WHO (World Health Organization) merekomendasikan latihan fisik selama 150- 300 menit dengan intensitas sedang atau 75-150 menit dengan intensitas berat, atau kombinasi diantara keduanya per minggu. Olahraga seperti ini dapat dilakukan di rumah walau tanpa bantuan alat sekalipun, bahkan di ruangan terbatas, bukan ruang olahraga ataupun di pusat kebugaran. Berikut beberapa tips supaya tetap aktif dan mengurangi perilaku santai (sedentary) yaitu mengambil waktu sesaat untuk beraktifitas fisik rutin tiap hari misal menari, bermain dengan anak, mengerjakan pekerjaan rumah sehari-hari seperti membersihkan rumah, atau berkebun.

Prinsipnya adalah tetap beraktifitas fisik walaupun di rumah. Bisa juga melakukan olahraga sendiri di rumah dengan panduan kelas olahraga online yang banyak kita temui di YouTube. Aktifitas sederhana seperti jalan di tempat dalam jangka waktu tertentu, atau berjalan di sekeliling rumah, mengurangi banyak duduk dan berbaring, dan selalu mengusahakan untuk bangun berdiri setiap 30 menit dari posisi duduk. Seperti apakah olahraga intensitas sedang dan bagaimanakah yang intensitas berat? Contoh olahraga dengan intensitas sedang antara lain jalan cepat, tenis ganda dan bersepeda dengan kecepatan dibawah 16 km/jam. Sedangkan hiking, tennis tunggal, berenang beberapa kali putaran, loncat tali, dan bersepeda dengan kecepatan 16 km/ jam atau lebih termasuk olahraga aerobik dengan intensitas berat.

Sedangkan olahraga yang bisa dilakukan sendiri di rumah sekedar untuk menjaga tubuh tetap aktif misalnya dengan melakukan beberapa set gerakan olahraga rutin seperti angkat lutut ke siku yang berlawanan selama 1-2 menit dan diulang hingga 5 kali dengan diselingi istirahat 30-60 detik. Plank yaitu kedua lengan bawah di lantai menyangga tubuh dengan posisi siku tegak lurus dibawah bahu, pinggang ditahan setinggi kepala dan tahan posisi ini selama 20-30 detik atau lebih bila kuat dan diulang hingga 5 kali dengan diselingi istirahat 30-60 detik. Gerakan ekstensi ke belakang (back extension), squat dan berbagai gerakan latihan otot-otot ekstremitas, punggung, dan abdomen dapat dilakukan dengan repetisi, dan diakhiri dengan pendinginan yaitu duduk bersila di lantai dengan posisi seperti meditasi sehingga berguna untuk relaksasi dan menurunkan stres.

Sumber referensi:




 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pentingnya Makan Sayur dan Buah

Segudang Manfaat Minum Air Putih

Menjaga Kebersihan Sanitasi